Friday, April 1, 2011

You Reap What You Sow

How often have you heard this “hahaha…  gue sukses abiss ngebet.  Tu dosen emang rabun jauh!”  “Waktu gue di sma gue jagoan ngebet.  Gue tulis kebetan dimana-mana tapi gak pernah ketauan.  Pokoknya tiap ujian gue gak pernah belajar dan nilai gue selalu bagus.”  “gue dong lebih hebat lagi!  Temen sekelas gue anaknya jendral xxxx gak tau gimana pokoknya dia bisa dapetin jawaban ujian akhir jadi sekelas kita semua dapet nilai bagus!”  

It might sound nonchalant, part of the school ritual, part of a student’s life.  Tapi apa akibatnya kalau dari sekolah aja kita udah punya mentalitas seperti itu.  On the other hand, setiap kali kita baca berita pejabat A korupsi, si B pegawai bank menggelapkan uang nasabah, pejabat C beli kursi di DPR, businessman D menyuap pejabat E, dan lain-lain, kita selalu complain.  “Aahhh….Indonesia payah!!!!  Pejabatnya koruptor semua!”  “Gimana mau maju ni negara kalau uang pembangunan masuk kantong pejabat melulu!!”  Nah, kalau dari sekolah aja kerjanya ngebet melulu, apa yang kita harapkan?

Kalau dari SD terus sampe kuliah kerjanya nyontek, taking shortcuts, what will stop them from doing the same when they start working?  Masa kita mau surprise, mau kaget giliran denger banyak pejabat korupsi?  Bisa dapat uang dengan cara nyelewening dana negara yaaa…  Itu kan sama aja jadi kaya dengan cara cheating, taking shortcuts. Udh kebiasaan sih dari SD…  jadi udah gak ada rasa bersalah.  Malah bangga! Kalau dari muda udah gak punya integritas.  Kayanya kita ngarep terlalu banyak deh, kalau berpikir integritas itu akan timbul pada saat mereka mulai bekerja.  Sekalipun kalau jadi pejabat negara.

Makanya saya kaget dan bangga banget waktu denger sepupu saya memulai program kerjasama dengan universitas untuk mengajarkan “integrity.”  Menurut Wikipedia, the word "integrity" stems from the Latin adjective integer (whole, complete). In this context, integrity is the inner sense of "wholeness" deriving from qualities such as honesty and consistency of character. As such, one may judge that others "have integrity" to the extent that they act according to the values, beliefs and principles they claim to hold.  Seneng ya, ngebayangin kalau orang Indonesia, termasuk pejabat-pejabanya jujur dan menjadikan kejujuran tersebut sebagai nilai, kepercayaan dan prinsip hidup.  That’s what this program aim to accomplish.  Start introducing integrity early, before they go in the work force.  To be honest, it would be even greater if they start it in SD or SMP.  Anak jaman sekarang, gitu loohh…

Still, it is one step for betterment.  Sebelum mereka get into their first job, dikorup sama temen, boss dll.  Diajarin how to push the boundaries, bend the rules and start thinking that this is how it should be and since everyone else is doing it why shouldn’t I.  Mereka di buka matanya di bangku kuliah apa integritas itu.

Kita harus mulai menanamkan nilai yang namanya integritas ini ke anak-anak kita, semuda mungkin.  Afterall, we reap what we sow.  Kalau generasi muda gak kenal yang namanya integritas, tuanya juga gak bakal kenal.  Dan makin bobroklah negeri ini nanti jadinya.  So, let’s teach our children, our peers, even ourselves about integrity.  For the betterment of Indonesia and a stronger nation.


This blog is dedicated to Mira Maruto, my brave cousin.  For more info on this program, visit http://www.tiri.org/

2 comments:

  1. Agree... values have to be taught and practised when kids are still young.
    If I can;t teach the values myself (i realize i don't posses all the good values), I will want the school or others to teach them.

    ReplyDelete
  2. seuatu yg sering dianggap remeh dan kebiasaan buruk yg dianggap lazim itulah yg telah merusak bangsa ini....mari kita cetak generasi baru yg pny integritas..mulai dr anak kita sdri..tq 4 inspiring post.

    ReplyDelete